Jumat, 13 Juli 2012

AIK anickathonk


STRATEGI (KHITTAH) PERJUANGAN MUHAMMADIYAH

Ø  Pengertian Khittah
Khittah artinya garis besar perjuangan. khittah itu mengandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan arah perjuangan. hal tersebut mempunyai arti penting karena menjadi landasan berpikir dan amal usaha bagi semua pimpinan dan anggota muhammadiyah. garis-garis besar perjuangan muhammadiyah tersebut tidak boleh bertentangan dengan asas dan tujuan serta program yang telah disusun.
Dengan demikian, khittah perjuangan dapat diartikan sebagai rencana, jalan, atau garis perjuangan Pemuda Muhammadiyah dalam mewujudkan misi dan cita-cita gerakannya. Khittah perjuangan Pemuda Muhammadiyah berisi pokok-pokok pikiran yang diharapkan dapat menjadi garis perjuangan gerakan Pemuda Muhammadiyah ke depan. Di dalam rumusan Khittah Perjuangan ini terkandung aspek pembaruan sekaligus kesinambungan. Aspek pembaruan diarahkan pada upaya peneguhan eksistensi Pemuda Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang mampu menyelesaikan problematika umat Islam, khususnya mereka yang bernaung di bawah panji-panji persyarikatan Muhammadiyah. Sementara aspek kesinambungan merupakan upaya mempertahankan capaian-capaian positif yang selama ini dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah.
Khittah Perjuangan Pemuda Muhammadiyah diharapkan bukan hanya sekedar retorika yang kaya wacana tetapi miskin kerja nyata. Melalui khittah, gerakan Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemulihan krisis yang telah lama menghimpit sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara. Sudah saatnya Pemuda Muhammadiyah bangkit sebagai kekuatan terdepan di dalam merespon dan menyikapi dinamika zaman. Pemuda Muhammadiyah harus tekun, rajin, dan cerdas dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi hari esok.


Ø  Pengertian Strategi
Istilah strategi sering diidentikkan dengan dunia kemiliteran. Pada mulanya memang istilah strategi itu berasal dari dunia militer Yunani Kuno, yaitu “stratego”, yang artinya merencanakan pemusnahan musuh. Dalam bahasa Inggris, kata ”strategy” (kata benda dengan jamak ”strategies”) berarti ilmu siasat (perang), atau siasat, akal. Dalam perkembangannya, istilah strategi tidak hanya dimonopoli oleh khasanah dunia kemiliteran, tetapi juga untuk hal-hal atau aspek kehidupan lain, seperti strategi pembangunan, strategi perjuangan, strategi manajemen, dan sebagainya.
Dalam dunia dakwah Islam istilah strategi dikaitkan dengan siasat dakwah berdasar beberapa prinsip dan pola pelaksanaannya. Di lingkungan Muhammadiyah istilah “strategi perjuangan” sering dikaitkan dengan “Khittah Perjuangan” Muhammadiyah yang menyangkut pola dasar dan strategi program persyarikatan. Bahkan dalam kaitan program, istilah strategi dikaitkan sebagai garis kebijaksanaan yang menyangkut kristalisasi, konsolidasi, dan kaderisasi.
Jadi, istilah “strategi perjuangan Muhammadiyah” menunjuk pada pengertian yang bersifat umum dan operasional, yaitu rangkaian garis kebijakan dan langkah-langkah gerakan berdasarkan perhitungan untuk melaksanakan misi dan mewujudkan tujuan persyarikatan.
Ø  Urgensi Strategi Perjuangan Muhammadiyah
Perumusan dan pelaksanaan strategi perjuangan Muhammadiyah merupakan faktor penting dalam menggerakkan Muhammadiyah mengingat:
·         Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dengan kepribadiannya yang khas mempunyai misi dakwah amar makruf nahi munkar di seluruh lapangan kehidupan dan lapisan masyarakat yang harus direncanakan, dilaksanakan, dan dikembangkan terus menerus sepanjang waktu dan keadaan.
·         Muhamadiyah dalam mencapai misi, maksud dan tujuannya, maka harus melalui perjuangan yang terencana, terarah, dan diperhitungkan sedemikian rupa melalui langkah-langkah kebijakan dan operasional yang tepat.
·         Gerakan Muhammadiyah meskipun memiliki landasan yang kokoh yang benar (Al-Qur’an dan Sunnah), prinsip yang kuat, identitas yang jelas, fungsi dan misi yang pasti, serta maksud dan tujuan yang jelas; hal-hal tersebut hanya akan menjadi idealisme semata jika tanpa disertai dengan usaha-usaha konkret yang disusun secara teratur, terencana, dan penuh perhitungan.
Dari tiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi perjuangan Muhammadiyah merupakan faktor penting untuk menjembatani idealisme dengan perwujudannya dalam kenyataan, antara yang normatif dengan empirik, antara cita-cita subjektif dangan dunia objektif, serta menyambung gerakan antara masa lalu, sekarang, dan yang akan datang.
Ø  Khittah Perjuangan sebagai Pola dasar dan teori Strategi
Ditinjau dari struktur konsepsinya, pada hakekatnya strategi perjuangan Muhammadiyah merupakan operasionalisasi strategis dari Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Karena itu, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai pola dasar dari strategi Perjuangan Muhammadiyah.
Dilihat dari substansinya, Khittah Perjuangan Muhammadiyah dapat dikatakan sebagai teori perjuangan, yakni sebagai kerangka berfikir untuk memahai dan memecahkan persoalan yang dihadapi Muhammadiyah sesuai dengan gerakannya dalam konteks situasi dan kondisi yang dihadapi. Atas teori perjuangan sebagaimana dikandung dalam khittah itu kemudia disusun strategi perjuangan sebagai rangkaian kebijakan dan pelaksanaannya.
Ø  Dasar Program Muhammadiyah
Berdasarkan landasan serta pendirian tersebut di atas dan dengan memperhatikan kemampuan dan potensi Muhammadiyah dan bagiannya, perlu ditetapkan langkah kebijaksanaan sebagai berikut:
·           Memulihkan kembali Muhammadiyah sebagai Persyarikatan yang menghimpun sebagian anggota masyarakat, terdiri dari muslimin dan muslimat yang beriman teguh, ta'at beribaclah, berakhlaq mulia, dan menjadi teladan yang baik di tengah-tengah masyarakat.
·           Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya terhadap persoalan-persoalan dan kesulitan hidup masyarakat. 
Ø  Dimensi-Dimensi Perjuangan
·           Dimensi Keagamaan
Pada dimensi keagamaan, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat berperan aktif dalam menggiring umat ke posisi arus tengah Islam (ummatan wa syatha). Dengan posisi ini, umat Islam tidak terjebak dalam skenario yang dimainkan oleh pihak lain yang kerapkali bertujuan untuk memecah belah umat Islam. Sudah saatnya umat Islam dikembalikan pada satu cita-cita, yaitu membebaskan manusia dari setiap patologi sosial dan penyakit peradaban yang selama ini merasuki alam pikiran manusia modern. Untuk itu, seluruh kader Pemuda Muhammadiyah harus menebar pesona Islam di setiap waktu dan tempat dengan cara melaksanakan ajaran Islam secara total.
Untuk melaksanakan ajaran Islam secara total, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat mengaktifkan kembali gerakan dakwah jama’ah dengan menjadikan masjid sebagai pusat informasi dan komunikasi antar aktivis. Dakwah jama’ah diperlukan bukan hanya untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah di kalangan aktivis pemuda, tetapi lebih dari itu da’wah jama’ah juga diharapkan mampu melindungi persyarikatan Muhammadiyah dari upaya “penyusupan” yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu di kalangan umat Islam yang memiliki kiprah dan ideologi yang berbeda dengan Muhammadiyah.
Selain itu, Pemuda Muhammadiyah harus memperluas jaringan dakwahnya ke seluruh masyarakat hingga menyentuh berbagai suku, ras, budaya dan adat istiadat yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Jalan yang dapat ditempuh adalah dengan menghidupkan gerakan dakwah kultural yang juga berfungsi sebagai sebagai salah satu sarana perekrutan kader-kader persyarikatan.
Dalam tatanan kehidupan beragama di tengah komunitas umat Islam, Pemuda Muhammadiyah harus mampu menampilkan dirinya sebagai teladan dalam menjembatani sekaligus memediasi setiap perbedaan pandangan, penafsiran, dan praktek keagamaan yang terjadi di kalangan umat Islam.
Pemuda Muhammadiyah harus mampu merajut dan merekatkan ukhuwah Islamiyah dengan cara mengajak semua pihak untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Sunnah secara bersama-sama.
Seiring dengan itu, Pemuda Muhammadiyah dituntut agar selalu menjadi inspirator dan motivator dalam mengembangkan dakwah Islam yang humanis, terbuka, dan mencerahkan. Pemuda Muhammadiyah menolak secara tegas segala tindak kekerasan atas nama agama dalam memperjuangkan dan menegakkan agama Islam. Agama Islam harus disampaikan dengan cara damai, santun, dan beradab agar Islam benar-benar tampil sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin).
Terkait dengan heterogenitas agama di Indonesia, Pemuda Muhammadiyah harus membuka diri untuk selalu melakukan dialog antar umat beragama. Cara yang paling efektif untuk dilakukan adalah menjalin kerjasama lintas agama dalam kerja-kerja kemanusiaan. Pemuda Muhammadiyah dapat memulai gerakan ini dengan menciptakan musuh bersama (common enemy) agama-agama berupa kebodohan, kemiskinan, krisis lingkungan, bencana alam, penyakit menular, narkotika, dan lain-lain.
·           Dimensi sosial
Pada dimensi sosial, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam merajut kohesivitas sosial dengan seluruh komponen bangsa. Dengan kohesivitas sosial yang baik, seluruh anak bangsa akan dapat bekerja sama dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih menjanjikan. Kohesivitas sosial hanya dapat diwujudkan jika keadilan dapat ditegakkan pada seluruh sektor kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah harus berani melawan setiap ketidakadilan yang terjadi baik yang dilakukan secara personal maupun yang diorganisir secara struktural. Pemuda Muhammadiyah berpandangan bahwa bangsa ini hanya dapat berdiri dengan kokoh atas dasar prinsip-prinsip keadilan sebagaimana telah diperintahkan Allah
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, Pemuda Muhammadiyah mendasarkan pokok perjuangannya kepada empat macam persoalan mendasar. Pertama, rendahnya kualitas dan tidak meratanya akses pendidikan bagi semua anak bangsa. Berkenaan dengan hal ini, Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam memperjuangkan kualitas dan kuantitas lembaga-lembaga pendidikan. Di samping itu, Pemuda Muhammadiyah juga dituntut untuk selalu mengikuti, mengkritisi, sekaligus memberikan masukan konstruktif pada setiap produk regulasi pendidikan yang ditetapkan pemerintah.
Kedua, rendahnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk menjawab masalah ini, Pemuda Muhammadiyah dituntut agar selalu berperan aktif dalam memperjuangkan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana pelayanan kesehatan, peningkatan kuantitas anggaran pembiayaan kesehatan, dan sosialisasi pola dan gaya hidup sehat.
Ketiga, tingginya angka pengangguran dan maraknya tindak kriminalitas. Menyikapi masalah ini, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat berpartispasi aktif dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung setiap usaha semua pihak yang diarahkan pada upaya perbaikan taraf hidup rakyat.
Keempat, rendahnya moral dan akhlak anak bangsa. Terkait masalah ini, Pemuda Muhammadiyah harus memprakarsai berbagai macam program yang berorientasi pada upaya revitalisasi akhlak dan moral bangsa. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara menghidupkan kembali ajaran agama sebagai basis utama pertahanan akhlak dan moral. Selain itu, kearifan-kearifan lokal yang dijadikan sebagai panutan di masa lalu dapat dijadikan tawaran alternatif dalam mengimbangi moralitas sekuler, hedonis, dan materialis akibat perkembangan informasi dan teknologi serta arus globalisasi yang tidak terkendali.
·           Dimensi Ekonomi
Dimensi eknomi merupakan elan vital yang harus menjadi fokus perhatian utama Pemuda Muhammadiyah. Secara umum, tingkat ekonomi umat Islam masih berada di bawah tingkat ekonomi umat beragama lain. Fakta empiris menunjukkan bahwa saat ini umat Islam cenderung dijadikan sebagai sasaran market paling empuk dari negara-negara produsen. Umat Islam sama sekali tidak mampu bersaing dalam pasar global yang semakin hari semakin kompetitif. Padahal, ajaran Islam mengharuskan umat Islam untuk tidak hanya memperhatikan persoalan-persoalan ukhrawi semata, tetapi juga harus memperhatikan persoalan-persoalan duniawi
Melalui refleksi yang cukup dalam terhadap ayat tersebut, Pemuda Muhammadiyah merasa terpanggil untuk segera mencari solusi dalam memberdayakan ekonomi umat Islam. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengembangkan sistem ekonomi syariah pada seluruh dimensi ekonomi umat sebagai antitesis terhadap sistem ekonomi kapitalis yang selama ini “menjajah” umat Islam. Pengembangan ekonomi syariah dapat dilakukan dengan mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) melalui pemberdayaan lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) baik formal seperti bank, asuransi, zakat, infaq, shadaqah, dan koperasi maupun informal seperti pendirian lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang berorientasi pada pemberdayaan ekonomi umat pada sektor pertanian, perikanan, dan unit-unit ekonomi kerakyatan lainnya.
Sejalan dengan itu, Pemuda Muhammadiyah juga dituntut untuk mendidik kader-kadernya agar siap diterjunkan ke dunia usaha sebagai pejuang-pejuang ekonomi umat di tengah-tengah masyarakat. Dalam konteks ini, potensi jaringan Pemuda Muhammadiyah secara nasional perlu dikembangkan sehingga memiliki daya saing yang cukup tangguh dalam menggerakkan perekenomian umat. Potensi lain yang dapat dikembangkan adalah pemberdayaan institusi-institusi Islam seperti mesjid, sekolah-sekolah Islam, majlis ta’lim, dan Islamic center sebagai pusat perekonomian umat.
·           Dimensi Politik
Pemuda Muhammadiyah berpandangan bahwa agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalat dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah menilai bahwa politik dan berpolitik bukanlah hal yang dilarang oleh agama. Dan Pemuda Muhammadiyah bukanlah organisasi apolitik. Bahkan sebaliknya, Pemuda Muhammadiyah menjadikan politik sebagai salah satu sarana dakwah yang paling efektif dalam membumikan kehendak Tuhan di muka bumi. Namun demikian, Pemuda Muhammadiyah meyakini bahwa kekuasaan politik merupakan ujian yang diberikan oleh Allah kepada manusia
Oleh karena kekuasaan politik merupakan bagian dari ujian Allah, maka Pemuda Muhammadiyah harus mengarahkan perjuangan politiknya bagi kepentingan Islam dan umat Islam. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemuda Muhammadiyah dituntut melakukan langkah-langkah sistematis dan strategis melalui empat strategi dan lapangan perjuangan politik yaitu: Pertama, melalui kegiatan-kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan/kenegaraan (real politics, politik praktis) sebagaimana dilakukan oleh partai-partai politik atau kekuatan-kekuatan politik formal di tingkat kelembagaan negara.
Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat pembinaan atau pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan-kegiatan politik tidak langsung (high politics) yang bersifat mempengaruhi kebijakan negara dengan perjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik di tingkat masyarakat dan negara.
Ketiga, mengelola fragmentasi potensi dan kekuatan politik secara baik dan benar agar seluruh kepentingan umat Islam dapat terakomodasi secara maksimal. Bila usaha untuk mempersatukan partai-partai politik Islam di bawah satu bendera sulit dilakukan, maka hal yang paling mungkin dilakukan adalah mempersatukan politisi Islam di lembaga-lembaga legislatif mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah-daerah. Meskipun kenderaan politik berbeda, namun tujuan dan orientasinya haruslah tetap sama.
Keempat, pembumian nilai-nilai keislaman di jalur kultural (cultural approach). Melalui lahan ini, Pemuda Muhammadiyah memiliki peluang yang cukup besar untuk meningkatkan energi sumber daya umat sebagai basis penguatan civil society. Target akhir yang ingin dicapai adalah agar Pemuda Muhammadiyah dapat menyalurkan aspirasi politiknya secara maksimal dalam menjaga kelangsungan agama sekaligus menata kehidupan dunia (hirasat al-din wa siyasat al-dunya).
·           Dimensi Kebudayaan dan Peradaban
Melalui kalkulasi sederhana, Pemuda Muhammadiyah memandang bahwa peradaban Barat lebih maju dari peradaban Islam, antara lain dibuktikan dengan perkembangan ekonomi, teknologi, dan stabilitas kehidupan sosial-politik yang dicapai Barat. Dengan menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat fisik material, fenomena kebangkitan peradaban Barat merupakan keniscayaan.
Namun bila dikaji lebih dalam, kemajuan sains dan teknologi yang menjadi basis fundamental bangunan peradaban Barat justru telah menelantarkan dunia di ambang pintu krisis global yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Krisis global yang dihadapi umat manusia di planet ini telah menyentuh hampir seluruh dimensi kehidupan seperti bidang kesehatan, teknologi, ekonomi, politik, ekologi, dan hubungan sosial. Krisis juga melanda dimensi-dimensi intelektual, moral, dan spiritual. Anehnya, peradaban Barat ini dijadikan sebagai cermin yang harus diikuti oleh semua negara, termasuk negara-negara Islam. Inilah yang menyebabkan rapuhnya fondasi peradaban dunia secara global.
Kerapuhan fondasi peradaban Barat itu merupakan peluang besar bagi Pemuda Muhammadiyah untuk membangun peradaban alternatif yang berdimensi moral dan spiritual. Agenda utama yang harus dikedepankan antara lain membangun kesadaran eksistensial manusia yang tidak terpisahkan dari Tuhan. Keyakinan terhadap kehadiran
Tuhan dalam seluruh dimensi kehidupan akan memberikan kekuatan sekaligus kedamaian dalam hati setiap manusia yang menjadi aktor pendukung setiap kebudayaan. Bertolak dari realitas obyektif di atas, Pemuda Muhammadiyah dituntut untuk mewujudkan peradaban Islam masa depan dengan melakukan upaya-upaya rekonstruktif melalui upaya pembumian wahyu melalui kontekstualisasi ajaran Islam. Kontekstualisasi ajaran Islam tentu saja harus dibarengi dengan upaya eksplorasi ilmu pengetahuan (scientific exploration). Di samping itu, Pemuda Muhammadiyah juga harus mengambil peran dalam upaya mencari penemuan-penemuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan (scientific discovery). Dengan ilmu pengetahuan yang berorientasi ilahiyah-lah, tatanan kebudayaan dan peradaban dunia dapat diwujudkan secara baik.

perpindahan kalor


PERPINDAHAN KALOR

A.       PENGERTIAN KALOR
Dari sisi sejarah kalor merupakan asal kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent lavoiser (1743 - 1794), seorang ahli kimia berkebangsaan Prancis. Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air naik 1 derajat celcius. Teori kalor dasar adalah:
·      Kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepas. Azas Black, Penemunya adalah Joseph Black (1720 - 1799) dari Inggris.
·      Kalor dapat terjadi akibat adanya suatu gesekan. Penemunya adalah Benyamin Thompson (1753 - 1814) dari Amerika Serikat
·      Kalor adalah salah satu bentuk energi. Ditemukan oleh Robert Mayer (1814 - 1878)
·      Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan energi disebut kalor mekanik.. Digagas oleh James Prescott (1818 - 1889).
Kalor merupakan salah satu bentuk energi maka satuan kalor pun sama dengan satuan energi, yaitu joule atau kalori. Kalor dapat menaikkan suhu suatu zat dan dapat mengubah wujud zat. Benda yang mendapat kalor suhunya naik, sedang yang melepas kalor suhunya turun. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud zat dinamakan kalor laten dan kalor uap. Kalor laten itu adalah banyaknya kalor yang diperlukan dan dilepaskan oleh 1 kg atau 1 g zat agar dapat mengubah wujudnya sedangkan kalor uap yaitu banyaknya kalor per satuan massa yang diberikan pada zat di titik didihnya agar wujud zat cair berubah menjadi wujud gas seluruhnya pada titik didih tersebut. Menguap dan melebur adalah peristiwa perubahan wujud yang membutuhkan kalor,
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor yaitu:
·           Massa zat
·           Jenis zat (kalor jenis)
·           Perubahan suhu
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah.
Kalor menyatakan bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu. Kalor adalah energi yang diterima oleh sebuah benda sehingga suhu benda itu naik atau wujudnya berubah. Demikian pula, kalor adalah energi yang dilepaskan oleh sebuah benda sehingga suhu benda itu turun atau wujudnya berubah. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dipindahkan oleh benda yang memiliki suhu lebih tinggi ke benda yang memiliki suhu lebih rendah. Kita harus membedakan pengertian suhu dan kalor. Suhu adalah ukuran derajat panas sedangkan kalor adalah ukuran banyaknya panas.
B.       KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD
 Jika suatu benda diberi pengaruh panas, ternyata benda tersebut mengalami perunbahan keadaan yaitu perubahan wujud dari satu bentuk ke bentuk lain. Wujud tersebut dapat berupa padat cair atau gas. Pemberian kalor akan meningkatkan suhu es, jika pemberian kalor secara terus menerus akan menjadikan es yang awalnya padat menjadi cair ketika sejumlah kalor diberikan kepada balok es  energi getaran molekul-molekul bertambah dan mengakibatkan molekul-molekul itu lepas dari ikatannya. Pada akhirnya es akan mencair. Kalor untuk mencairkan es didapatka dari lingkungan sekitarnya. Misalnya, kalor yang diserap es dari air yang berfungsi sebagai lingkunganya ataupun diserap dari gelas kaca yang mendapat pemanasan langsung dari suatu pembakaran, akibatnya suhu lingkungannya turun.
1.         Melebur
Melebur (mencair) adalah proses perubahan wujud padat menjadi cair. Contohnya jika es dipanaskan akan mencair. Hal ini merupakan bukti bahwa perubahan wujud dari padat ke cair memerlukan kalor. Sebelum dipanaskan, suhu es dapat mencapai beberapa derajat dibawah 0°C. Beberapa saat setelah dipanaskan, suhu es berangsur-angsur anaik hingga mencapai 0°C. Suhu 0°C  ini tetap bertahan sampai seluruh es mencair. Baru setelah itu, suhu air berangsur-angsur naik.
Jadi pada saat mencair kalor yang diserap es digunakan untuk mengubah wujud zat (dari padat ke cair). Suhu 0°C dikatakan sebagai titik cair atau titik lebur es, yaitu suhu tepat es akan mencair. Titik lebur es akan berubah jika diberi tekanan. Misalnya balok es digantungi dengan kawat tembaga tipis yang ujung-ujungnya diberi pemberat. Balok es akan terpotong sedikit demi sedikit. Kawat dapat melewati balok es tetapi balok es tidak terbelah. Hal itu terjadi karena titik lebur es terpengaruh oleh tekanan kawat berbeban.
2.         Menguap
Menguap adalah perubahan wujud dari cair menjadi gas. Menguap merupakan proses pelepasan partikel suatu zat dari ikatan antarpartikel zatnya. Proses menguap lebih cepat jika dipanaskan. Air yang kita panaskan, beberapa saat kemudian suhunya akan naik. Jika pemanasan terus dilakukan, suhu air akan mencapai maksimum. Artinya, suhu air tidak akan naik lagi walaupun pemanasan terus dilakukan. Suhu maksimun tersebut disebut titik didih air. Pada titik didihnya, terjadi penguapan diseluruh bagian.
Titik didih itu akan naik jika tekanan udara diatasnya diperbesar. Selain dengan memperbesar tekanan, titik didih air akan naik jika kedalamnya dimasukkan garam. Itulah sebabnya singkong atau daging yang direbus dengan air yang diberi  garam lebih cepat masak. Penguapan dapat dipercepat dengan cara:
·      Pemanasan
·      Memperluas permukaan zat cair
·      Mengalirkan udara diatas permukaan zat cair
·      Memperkecil tekanan udara diatas permukaan zat cair.
3.         Mengembun dan Membeku
Mengembun adalah proses perubahan wujud dari gas menjadi cair. Air yang berubah menjad uap dapat dikembalikan menjadi wujud air. Contoh, perhatikan tutup gelas yang digunakan untuk menutup gelas yang berisi air panas, bagian dalam tutup gelas menjadi basah. Basahnya tutup gelas tersebut karena adanya pengembunan uap air. Karena suhu tutup gelas lebih rendah daripada suhu uap air, ketika menyentuh tutup gelas uap air akan melepaskan kalor. Itulah sebabnya tutup gelas menjadi panas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketika mengembun uap air melepaskan kalor.
Membeku adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi padat. Es yang telah mencair dapat dikembalikan menjadi padat kembali. Hal itu dapat terjadi karena air melepaskan kalor. Selama proses itu, suhu air tidak berubah karena kalor yang dilepaskan menyebabkan perubahan wujud. Setelah semuanya berubah menjadi es, terjadilah penurunan suhu.
4.         Menyublim
Menyublim adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi gas atau dari gas menjadi padat. Perubahan wujud padat menjadi gas menyerap kalor, sedangkan perubahan gas menjadi padat melepaskan kalor. Contoh menyublim adalah pada kapur barus.
5.              Kalor Lebur dan Kalor Beku
Telah kita ketahui bahwa es batu dapat melebur menjadi air jika menyerap sejumlah kalor. Sementara itu air dapat membeku menjadi es batu jika melepas sejumlah kalor. Sama halnya dengan air, lilin juga dapat mengalami peleburan dan pembekuan.
Selain bergantung pada massa zat, jumlah kalor yang diperlukan untuk melebur juga ditentukan oleh jenis zat. Artinya kalor yang digunakan untuk meleburkan atau mencairkan 1 Kg es berbeda dengan 1 Kg lilin. Demikian juga kalor yang diperlukan untuk proses pembekuan zat. Kalor lebur didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat padat untuk melebur (mencair) pada titik leburnya. Adapun kalor beku adalah didefinisikan sebagai kalor yang dilepaskan ole satu satuan massa zat cair untuk membeku pada titik bekunya.
Berdasarkan uraian diatas, jumlah kalor yang diperlukan oelh suatu zat untuk melebur atau yang dilepaskan ketika membeku dapat dirumuskan:
Text Box: Q = m L 


Dimana,
Q = Jumlah Kalor (joule)
m = massa zat (kg)
L = kalor lebur (J/kg)


6.      Kalor Uap dan Kalor Embun
Besar kalor lebur suatu zat sama dengan kalor bekunya. Demikian pula besar kalor uap suatu zat sama dengan kalor embunnya. Kalor uap adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan  massa zat untuk menguap pada titik didihnya. Adapun kalor embun adalah kalor yang dilepaskan oleh satu satuan massa zat untuk mengembun pada titik embunnya. Jumlah kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menguap atau yang dilepaskan  ketika mengembun dapat dirumuskan:


Text Box: Q = m L
 


Dengan:
Q = Jumlah Kalor (joule)
m = massa zat (kg)
L = kalor lebur (J/kg)
Kalor uap dan kalor embun juga termasuk kalor laten juga termasuk kalor laten. Dengan demikian, kalor laten dapat dikatakan sebagai kalor yang diperlukan atau dilepaskan oleh satu satuan massa zat untuk berubah wujud dari satu wujud ke wujud lainnya. Kalor laten terdiri dari kalor lebur, kalor beku, kalor uap, dan kalor embun. Besar kalor lebur sama dengan kalor beku, sedangkan kalor uap sama dengan kalor embun.

C.       KALOR DAN PERUBAHAN SUHU
Kalor dapat mengubah suhu suatu benda misalnya dengan mencampurkan air panas dengan air dingin dalam mangkuk, pada saat kita menumpahkan air panas ke air dingin maka energi kalor mengalir dari air ke air dingin sehingga pada akhirnya kita akan mendapatkan bahwa suhu air dalam mangkuk berada diantara suhu-suhu air sebelum dicampurkan. Hali ini menunjukkan kalor dapat mengubah suhu suatu benda.
Selain itu kita juga sering jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu, ketika kita mencelupkan sebuah sendok kedalam sebuah gelasyang berisi air panas. Kemudian sendok menjadi terasa panas ketika dicelupkan kedalam air panas itu terjadi karena suhu sendok lebih rendah dibandingkan dengan suhu air, energi kalor akan mengalir dari air menuju sendok sehingga suhu sendok akan naik. Pemberian kalor menyebabkan  suhu benda berubah. Makin banyak kalor yang diberikan kepada benda, maka suhu benda makin tinggi. Berarti sebanding dengan perubahan suhu, sehingga diketahui bahwa kalor (Q) berbanding lurus dengan massa zat (m), kenaikan suhu (∆T), dan kalor jenis zat (c). Oleh karena itu, persamaan tentang kalor dapat dituliskan sebagai berikut :


Text Box: Q = m c ∆T
 


Dengan :
Q = jumlah kalor (J atau kal)
∆T = perubahan suhu ( °C atau K) , suhu akhir-suhu awal.
c = kalor jenis benda (J/kg C°atau kal/kg C°)
 m = massa benda (kg),

Dalam sehari-hari kita tentu pernah merebus air. Air yang tadinya terasa dingin dan sejuk setelah direbus beberapa saat akan terasa hangat dan lama-kelamaan menjadi panas. Hal tersebut dapat terjadi karena selama direbus air mendapat energi dari api yang menyala di bawah air tersebut. energi yang dihasilkan oleh nyala api akan berpindah ke air dan berubah menjadi panas dalam air. Bentuk energi yang berpindah karena perbedaan suhu disebut sebagai energi kalor. Perpindahan energi kalor selalu terjadi dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Jadi jika ada dua buah benda A dan B mempunyai suhu yang berbeda, dan suhu A lebih dari suhu B kemudian kedua benda tersebut  disentuhkan maka suhu A akan menurun dan suhu B akan naik hingga suhu kedua benda tersebut setimbang. Suhu air yang tadinya panas sekarang menjadi lebih dingin dan suhu air yang tadinya dingin menjadi lebih panas hal ini menunjukkan bahwa air panas melepaskan kalor dan air dingin menerima kalor dari air panas untuk menaikkan suhunya.
Tidak hanya zat cair yang dapat melepas dan menerima kalor, semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor, demikian juga sebaliknya benda- benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisinya dengan lingkungan di sekitarnya.


D.      PERPINDAHAN KALOR
Perpindahan kalor merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana kalor berpindah/mengalir dari tempat yang bertemperatur tinggi ke temperatur lebih rendah jadi panas dapat berpindah karena adanya beda temperatur. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa yang namanya kalor itu adalah berupa suatu energi. Dimana berdasar hukum kekekalan energi, energi dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dan dapat pula berubah bentuk, dari bentuk energi satu ke energi lain.
Perpindahan Kalor adalah suatu proses perpindahan energi panas pada suatu zat atau dari satu zat ke zat lain. Kalor dapat berpindah dapat melalui suatu zat perantara maupun tanpa zat perantara. Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu:
·           Konduktor, Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kalor baik. Contoh : besi, baja, tembaga, aluminium, dll
·           Isolator, Isolator adalah zat yang memiliki daya hantar kalor kurang baik. Contoh : kayu, plastik, kertas, kaca, air, dll
Beras yang dimasukkan ke dalam panci berisi air dan diletakkan di atas kompor menyala, lama-kelamaan akan menjadi nasi. Api kompor mengeluarkan kalor yang berpindah dari panci ke air kemudian air menjadi panas dan memanaskan beras sehingga beras menjadi nasi. Kita telah mengetahui bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi dan dapat berpindah apabila terdapat perbedaan suhu. Secara alami kalor berpindah dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang suhunya rendah. Apabila ditinjau dari perpindahannya kalor dapat berpindah dengan tiga cara, yaitu:
·           Perpindahan kalor secara konduksi (hantaran)
·           Perpindahan kalor secara konveksi (aliran)
·           Perpindahan kalor secara radiasi (pancaran)
1.    Perpindahan Kalor secara Konduksi (hantaran)
Kalor berpindah melalui benda, tetapi partikel-partikel benda itu tidak mengalami perpindahan tempat. Perpindahan kalor seperti ini disebut konduksi atau hantaran. Contoh sederhana tentang perpindahan kalor secara konduksi yaitu misalnyandi ketika kita sedang duduk di kursi paling belakang dan ingin memberikan buku kepada teman kita  yang duduk di kursi paling depan, apa yang akan kita lakukan? Tentu kita dapat memberikan buku itu kepada teman kita yang duduk di depan kita terlebih dahulu, lalu teman kita  itu lagi  memberikannya kepada teman yang duduk didepannya lagi. Demikian seterusnya sampai buku itu itu diterima oleh teman yang dituju. Buku dapat sampai ke teman yang dituju karena adanya perpindahan buku dari tangan ke tangan yang lainnya. Meskipun teman-teman yang sebagai perantara yang memberikan buku tidak ikut berpindah. Demikian pula hantaran kalor secara konduksi.
Perpindahan kalor dengan cara konduksi biasa terjadi pada jenis zat penghantar yang berbentuk padat, seperti besi saat dipanaskan lalu dipegang ujung yang lain, pasti lama kelamaan ujung besi yang  dipegang juga ikutan terasa panas, hal ini dikarenakan panas merambat pada besi tersebut, sehingga kemudian seluruh batang besi tersebut menjadi panas. Pada peristiwa perpindahan dari ujung besi kalor yang dipanaskan ke ujung besi yang dipegang molekul-molekul besi yang menghantarkan kalor tidak ikut berpindah. Perpindahan kalor seperti inilah yang dinamakan perpindahan kalor secara hantaran atau konduksi.
Perpindahan kalor pada logam yang tidak diikuti perpindahan massa ini disebut dengan perpindahan kalor secara konduksi. Jadi konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat perantara dan selama terjadi perpindahan kalor, tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat perantaranya.
Perpindahan kalor di dalam zat padat dapat dijelaskan dengan teori atom. Atom dalam zat padat yang dipanaskan akan bergetar dengan kuat. Atom atom yang bergetar akan memindahkan sebagian energinya kepada atom atom tetangga terdekat yang ditumbuknya. Kemudian atom tetangga yang ditumbuk dan mendapatkan kalor ini akan ikut bergetar dan menumbuk atom tetangga lainnya, demikian seterusnya sehingga terjadi perpindahan kalor dalam zat padat.
Syarat terjadinya konduksi kalor suatu benda adalah adanya perbedaan suhu antar dua tempat pada benda tersebut. Kalor akan berpindah dari tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Jika suhu kedua tempat tersebut menjadi sama, maka rambatan kalor pun akan terhenti.
Setiap zat tidak semuanya dapat menghantarkan kalor secara konduksi contohnya ambillah sepotong kayu, kemudian ujung yang satu dipanaskan sedang ujung kayu yang lainnya kamu pegang. Apakah ujung yang dipegang terasa panas? Ternyata tidak panas. Hal ini berarti bahwa pada kayu tidak terjadi perpindahan kalor secara konduksi.
Benda yang baik menghantarkan kalor disebut konduktor. Misalnya: besi, tembaga, aluminium, dan perak. Benda yang tidak baik menghantarkan kalor disebut isolator. Misalnya: kayu, kaca, dan plastik. Jadi konduksi itu adalah peristiwa berpindahnya kalor melalui medium (zat perantara) tanpa disertai dengan perpindahan partikel medium tersebut.
2.    Perpindahan Kalor secara Konveksi (aliran)
Konveksi adalah peristiwa berpindahnya kalor dalam suatu medium yang disertai dengan perpindahan partikel mediumnya. Perpindahan partikel medium terjadi karena adanya perbedaan suatu massa jenis. Konveksi biasa terjadi pada medium berupa zat cair dan zat gas. Perpindahan kalor secara konveksi dibedakan menjadi dua yaitu :
·      Konveksi alamiah, contohnya aliran air pada saat dimasak.
·      Konveksi paksa contohnya untu mendapatkan udara dingin dlam ruang dipasang AC atau kipas angin.
Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. Kita dapat memahami peristiwa konveksi, antara lain:
·      Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem pemanasan air, sistem aliran air panas.
·      Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin darat dan angin laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin dalam ruangan dipasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik.
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena adanya perbedaan massa jenis dalam zat tersebut. Perpindahan kalor yang diikuti oleh perpindahan partikel-partikel zatnya disebut konveksi/aliran. Selain perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair, ternyata konveksi juga dapat terjadi pada gas/udara. Peristiwa konveksi kalor melalui penghantar gas sama dengan konveksi kalor melalui penghantar air. Kegiatan tersebut juga dapat digunakan untuk menjelaskan prinsip terjadinya angin darat dan angin laut.
Angin darat terjadi pada malam hari dan berhembus dari darat ke laut. Hal ini terjadi karena pada malam hari udara di atas laut lebih panas dari udara di atas darat, sehingga udara di atas laut naik diganti udara di atas darat. Maka terjadilah aliran udara dari darat ke laut. Angin darat dimanfaatkan oleh para nelayan menuju ke laut untuk menangkap ikan.
Angin laut terjadi pada siang hari dan berhembus dari laut ke darat. Hal ini terjadi karena pada siang hari udara di atas darat lebih panas dari udara di atas laut, sehingga udara di atas darat naik diganti udara di atas laut. karena kalor jenis tanah lebih kecil daripada kalor jenis air. Akibatnya, udara di atas daratan yang lebih panas akan naik ke atmosfer yang lebih tinggi karena tekanannya kecil. Ruang yang ditinggalkan udara panas itu selanjutnya diisi udara yang lebih dingin dari permukaan lautan. Aliran udara dari permukaan laut inilah yang disebut angin laut. Maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Angin laut dimanfaatkan oleh nelayan untuk kembali ke darat atau pantai setelah menangkap ikan.
Selain itu berikut ini adalah contoh dari peristiwa konveksi kalor, ketika memasak air, massa air yang berada tepat di atas kompor akan menerima kalor dan menjadi lebih panas. Air panas ini akan bergerak ke atas hingga mencapai permukaan air karena massa jenisnya lebih kecil daripada massa air yang lebih dingin. Akibatnya, massa air yang lebih dingin di bagian atas akan terdesak dan bergerak turun menggantikan ruang yang sebelumnya ditinggalkan massa air yang lebih panas. Kejadian ini berulang terus-menerus hingga seluruh massa air di dalam panci itu mendidih.
3.    Perpindahan Kalor secara Radiasi (pancaran)
Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda halnya dengan konduksi atau konveksi yang selalu membutuhkan medium. Sebenarnya setiap benda memancarkan dan menyerap energi radiasi. Benda panas ada yang berpijar dan ada juga yang tidak berpijar. Kedua benda tersebut memencarkan/meradiasikan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang.
Yosef Stefan menemukan bahwa laju rambat kalor secara radiasi tiap satu satuan luas permukaan benda begantung pada sifat dan suhu permukaan benda. Benda yang mengkilap lebih sukar memancarkan kalor daripada benda yang hitan dan kusam. Keadaan tersebut juga berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang permukaannnya mengkilap lebih sukar menyerap kalor daripada benda yang permukaannnya hitam dan kusam. Jadi dapat dikatakan bahwa benda hitam dan kusam merupakan pemancar dan penyerap kalor yang baik.
Bagaimanakah energi kalor matahari dapat sampai ke bumi? Telah kita ketahui bahwa antara matahari dengan bumi berupa ruang hampa udara, sehingga kalor dari matahari sampai ke bumi tanpa melalui zat perantara. Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara atau medium ini disebut radiasi/hantaran.
Radiasi adalah cara perpindahan kalor dengan pancaran tidak memerlukan zat perantara (medium), karena berupa gelombang elektromagnetik. Contoh perpindahan kalor secara radiasi: kalor dari matahari sampai ke bumi, kalor dari api unggun sampai ke badan kita, kalor dari lampu ruangan memancar ke segala arah.
Contoh lain dalam perpindahan kalor secara radiasi, misalnya pada waktu kita mengadakan kegiatan perkemahan, di malam hari yang dingin sering menyalakan api unggun. Saat kita berada di dekat api unggun badan kita terasa hangat karena adanya perpindahan kalor dari api unggun ke tubuh kita secara radiasi. Walaupun di sekitar kita terdapat udara yang dapat memindahkan kalor secara konveksi, tetapi udara merupakan penghantar kalor yang buruk (isolator). Jika antara api unggun dengan kita diletakkan sebuah penyekat atau tabir, ternyata hangatnya api unggun tidak dapat kita rasakan lagi. Hal ini berarti tidak ada kalor yang sampai ke tubuh kita, karena terhalang oleh penyekat itu. Dari peristiwa api unggun dapat disimpulkan bahwa: 
·       Dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dalam bentuk cahaya, karena cahaya dapat merambat dalam ruang hampa, maka kalor pun dapat merambat dalam ruang hampa;
·       Radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan tabir/penutup yang dapat menghalangi cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya.
E.       Penerapan Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari
Penerapan perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, walaupun kita seringkali tidak menyadarinya. Pada malam hari bumi menjdai tidak dingin sekali karena atmosfer memainkan peran sebagai isolator sekaligus sebagai medium konveksi udara. Pada siang hari yang terik sepatu atau sandal yang kita pakai melindungi perpindahan paans dari aspal jalan, karena bahan sepatu termasuk isolator kalor.
Konsep perpindahan kalor diterapkan dalam berbagai peralatan rumah tangga, misalnya termos dan setrika. Termos dapat mencegah perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, maupun secara radiasi. Setrika memindahkan kalor kepada pakaian yang disetrika secara konduksi.
·           Termos
Termos mempunyai dinding rangkap yang berlapis perak dibagian dalamnya. Ruang antara kedua dinding tersebut merupakan daerah hampa udara. Es disalam termos dapat bertahan lama karena tidak memperoleh kalor dari luar. Begitupula minuman yang panas akan tetap panas dalam waktu yang lama karena kalor tidak bisa keluar. Perpindahan kalor secara konduksi tidak mungkin terjadi dalam termos sebab di dalam termos terdapat kaca yang sukar menghantarkan kalor. Lagipula ruang hampa sama sekali tidak menghantarkan kalor. Perpindahan kalor secara konveksi pun tidak terjadi karena ada ruang hampa udara. Kemungkinan kalor bisa berpindah akibat radiasi, tetapi seluruhnya dipantulkan kembali oleh permukaan mengkilap. Susunan bagian termos, sehingga air panas di dalamnya tidak cepat dingin karena terdapat prinsip kerja termos air panas yaitu :
o    Dinding terbuat dari kaca (isolator) untuk mencegah terjadinya konduksi
o    Ruang vakum antara dua dinding mencegah perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi.
o    Lapisan perak mengkilap mencegah perpindahan kalor secara radiasi
o    Tutup (sumbat) terbuat dari bahan isolator agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi
Karena termos dapat mencegah ketiga cara perpindahan kalor maka air di dalam termos tidak cepat dingin.
·           Setrika
Setrika listrik terbuat dari logam. Gagangnya terbuat dari baghan yang sukar menghantarkan panas misalnya kayu atau ebonit. Pada bagian dalam setrika terdapat elemen pemanas. Elemen pemanas merupakan kawat yang terbuat dari bahan nikelin, konstantan, atau nikrom. Kawat itu dililitkan pada lempeng mika yang merupakan isolator listrik dan tahan panas. Panas yang dihasilkan setrika listrik dipindahkan kepakaian secara konduksi.


Selain itu dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita  jumpai peralatan rumah tangga yang prinsip kerjanya memanfaatkan konsep perpindahan kalor secara konduksi, selain setrika listrik, dan termos seperti panci, wajan, solder. Alat-alat rumah tangga seperti setrika, solder, panci, wajan terdapat pegangan dari bahan isolator, karena hal ini bertujuan untuk menghambat konduksi panas supaya tidak sampai ke tangan kita. Selaian itu pemanfaatan perpindahan kalor secara konveksi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: pada sistem pendinginan mobil (radiator), pembuatan cerobong asap, dan lemari es.